Negara Indonesia terangkai dari ragam budaya yang kaya. Setiap wilayah memiliki kebudayaan dan keunikan yang berbeda-beda. Indonesia mempunyai berbagai bangunan peninggalan yang memiliki kekhasan satu dengan yang lainnya. Bagunan itu disebut dengan bangunan cagar budaya. Cagar budaya merupakan hasil kebudayaan manusia sebagai cerminan tingkah laku dan pola masyarakat pada zamannya. Setiap cagar budaya memiliki berbagai pola tertentu.
Bangunan yang menjadi cagar budaya sesuai dengan Undang-undang (UU) Nomor 10 Tahun 2022 disebutkan bahwa syarat bangunan berusia 50 tahun atau lebih serta mewakili suatu masa gaya paling singkat 50 tahun. Kemudian bangunan harus memiliki arti khusus bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama serta kebudayaan. Syarat terakhir bangunan disebut cagar budaya adalah harus memiliki nilai budaya bagi penguatan kepribadian bangsa.
Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki banyak bangunan cagar budaya. Diantaranya adalah kawasan Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat, Museum TNI AD Dharma Wiratama, Museum Jenderal Sudirman dan lainnya. Salah satu bangunan cagar budaya yang jarang orang ketahui adalah yang sekarang menjadi Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama. Bangunan museum sebelumnya memiliki berbagai fungsi sebelum menjadi museum.
Dibangun pada tahun 1904 oleh pemerintahan Hindia-Belanda sebagai Rumah Dinas Administratur Perkebunan Belanda yang menbawahi Jawa Tengah dan Yogyakarta. Difungsikan oleh Belanda hingga tahun 1942. Sejak pendudukan Jepang, bangunan difungsikan sebagai markas Syudocan. Kemudian pada tahun 1945 hingga 1949 digunakan sebagai markas Tentara Keamanan Rakyat (TKR), yang dipimpin oleh Jenderal Besar Sudirman.
Tahun 1961 hingga tahun 1982 digunakan sebagai markas KOREM 072/PMK. Kemudian bangunan sejak tahun 1982 hingga saat ini digunakan sebagai museum. Bangunan museum ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya dengan Peraturan Menteri Budpar RI No. PM.89/PW.007/MKP/2011. Bangunan bergaya kolonial dengan cat asli putih sejak berdiri. Bangunan kini difungsikan sebagai museum memiliki koleksi-koleksi perjuangan bangsa Indonesia. (KQA)