Museum TNI AD
MUSEUM TNI AD
November 02, 2023

Foto: Koleksi Palagan Medan di Museum TNI AD. (Sumber: I Gusti Made Siva)

Sukarno dan Mohammad Hatta memproklamirkan Proklamasi Kemerdekaan atas nama bangsa Indonesia di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945. Kabar baik ini baru sampai ke masyarakat Medan sepuluh hari kemudian, tepatnya pada tanggal 27 Agustus 1945. Namun kedatangan  NICA atau pasukan sekutu yang diiringi pasukan Belanda menimbulkan keresahan di kalangan masyarakat Sumut dan para kombatan. Pertempuran Medan merupakan gerakan perlawanan rakyat terhadap pasukan Sekutu yang terjadi di Medan, Sumatera Utara. Pada tanggal 9 Oktober 1945, pasukan Sekutu  dipimpin Brigjen T.E.D Kelly tiba di Medan. Ternyata kedatangan pasukan Sekutu didampingi oleh NICA (Netherlands Indian Civil Administration) yang bertujuan untuk mengambil alih pemerintahan. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya gerakan perlawanan massal di kota Medan. Pertempuran pertama antara pemuda dan pasukan Sekutu terjadi pada 13 Oktober 1945. Para pemuda menyerang gedung-gedung pemerintah yang dikuasai pasukan sekutu. Pertempuran  kemudian meluas kebeberapa kota lain seperti Pematansiantar dan Brastagi. Karena tejadi berbagai insiden, Sekutu mengeluarkan ultimatum kepada penduduk pada tanggal 18 Oktober 1945 untuk menyerahkan senjatanya kepada Sekutu. Pada tanggal 1 Desember 1945, pasukan Sekutu mendirikan sebuah papan di pinggiran kota Medan yang bertuliskan “Fixed Boundaries Medan Areas” untuk menandai wilayah yang dikuasainya.

Tindakan sekutu tersebut semakin memicu reaksi balik di kalangan pemuda Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1945, Sekutu dan NICA melancarkan serangan besar-besaran ke kota Medan. Serangan ini mengakibatkan banyak korban jiwa di kedua belah pihak. Pada bulan April 1946, Sekutu berhasil merebut kota Medan. Pusat perjuangan masyarakat Medan dipindahkan ke Pematansiantar. Kemudian diadakan pertemuan antar panglima pasukan yang bertempur di wilayah Medan. Alhasil, dibentuklah komando yang disebut Komando Resimen Laskar Rakyat untuk memperkuat perlawanan di kota Medan. Dengan demikian, Markas Resimen Tentara Rakyat Medan Area berhasil didirikan pada bulan Agustus 1946. Komando ini terus menyerang pasukan Sekutu di wilayah Medan.

Aksi bersenjata ini kemudian dikenal dengan nama Pertempuran Medan. Area kemudian dibagi menjadi dua bagian. Sisi timur yang lebih dekat ke laut dikuasai Sekutu, sedangkan sisi timur yang lebih dekat kepedalaman Sumatera Utara dikuasai Republik. Rel kereta api dari Pulo Brayan ke Medan menjadi pembatas. Pada bulan April 1946, pemerintahan Indonesia diMedan terus mendapat tekanan dari kekuatan asinghinggaGubernur Sumatera, Walikota Medan, dan pejabat TKR akhirnya mundur ke Pematan Siantar.Medan kemudian menjadikota penting bagi NICA dan menjadi ibu kota provinsi Sumatera Timur.Pertempuran Medanyang terjadi pada 13 Oktober 1945 hingga April 1946  memakan banyak korban jiwa. Diketahui, tujuhpemuda tewas, tujuh anggota NICA tewas, dan 96 anggota NICA lainnyaluka-luka.Selain itu, beberapa wilayah kota Medan juga hancur karena menjadi daerah pertempuran antara Indonesia, Sekutu, dan NICA. (I Gusti Made Siva A.M)

Leave a Reply

Your email address will not be published.